Kamis, 25 Agustus 2016

sinopsis ASMARA SEPASANG PENDEKAR

Penderitaan, kepahlawanan, percintaan, dan lain sebagainya hanya bermula dari seorang guru yang mengutus kedua muridnya untuk menyelidiki seorang pendekar yang hendak mencuri kitab Maha Sakti. Kedua murid itu bernama Sasangta dan Badai, namun sebagai anak muda yang masih hijau mereka belum pernah merasakan pahit manisnya rimba persilatan. Sekali turun gunung hati mereka mudah goyah oleh kemilaunya dunia. Sasangta menjadi menantu seorang raja yang berkuasa di Kerajaan Biru, sedangkan Badai menjadi wakil ketua pemberontak yang menentang Kerajaan Biru. Sasangta dan Badai yang semula adalah saudara seperguruan menjadi musuh yang saling menyerang satu sama lain.
Tunangan Sasangta yang bernama Permani diperkosa oleh Raramta (seorang pendekar yang hendak mencuri kitab Maha Sakti). Mengetahui hal tersebut hati Sasangta hancur, maka ia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Permani, ia menikah dengan seorang gadis desa bernama Tyasti. Orang yang dilahirkan Permani dari hasil pemerkosaan inilah yang akan menjadi tokoh utama di dalam kisah ini, ia bernama Maruta. Semasa kecilnya hingga dewasa ia banyak mendapat cobaan dan penderitaan hidup. Tidak hanya dihina karena tidak diketahui siapa ayahnya, tetapi orang-orang yang ia sayangi juga dibunuh oleh seorang pendekar yang ternyata adalah ayah kandungnya sendiri. Anak yang baik hati ini pun tanpa sengaja bermusuhan dengan ayah kandungnya yang jahat, yang berambisi mengusai dunia bersama kakak seperguruannya yang berjuluk Siluman Buaya.
Berbagai masalah datang silih berganti hingga Maruta bertemu dengan seorang gadis cantik yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya, ia adalah Sasadara (anaknya Sasangta). Pasangan ini sangat serasi dan melambangkan kesetiaan, mereka berdua belajar ilmu silat bersama-sama setelah menemukan kitab Sepasang Pendekar di sebuah gua. Mereka menggunakan ilmunya untuk membela kebenaran, mereka juga memiliki ciri khas tersendiri dalam aksinya menumpas kejahatan, mereka berdua selalu bersama dan memiliki senjata berupa tombak.
Di akhir cerita terjadi peperangan antara Kerajaan Biru dengan Kerajaan Elang Hitam. Maruta ikut serta berperang membela Kerajaan Biru, hidup ataukah mati ia terus berjuang mengusir penjajah yang hendak merebut negeri tempat kelahirannya. Lebih detail dan lebih jelasnya akan diulas di dalam novel berjudul Asmara Sepasang Pendekar ini. Dan tentunya banyak hikmah yang terkandung di dalam kisah ini.


Novel ASMARA SEPASANG PENDEKAR, Tegar Noorwira D.P.

Sudah dapat dipesan...!! :)

Judul buku: Asmara Sepasang Pendekar
Penulis/pengarang: Tegar Noorwira D.P.
Cover: doff
Isi: HVS
Total halaman: 306
Ukuran: 13x19
Penerbit: Novel Bintang Lima

Harga: Rp 70.000 disc 10% sampai 28-agustus-2016 (3 hari) menjadi Rp 63.000 (belum ongkir). Setelah itu harga kembali normal.Bonus pembatas buku.
Pemesanan: inbox di fb Egar Noorwira Dp dengan nama lengkap, alamat lengkap, dan no HP.

Dan berikut cover backnya:

Asmara Sepasang Pendekar tidak hanya menggambarkan kisah cinta seorang sepasang kekasih. Tetapi juga menggambarkan begitu pentingnya kesetiaan, kebersamaan, dan kebijaksanaan hidup. Kisah ini mengandung nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai perjuangan. Buku di tangan Anda ini bukan novel sejarah, atau cersil sejarah, melainkan drama-laga-heroik dengan inti cerita tetap pada roman, yang banyak terdapat jago-jago silat.

“Kau benar, kita harus bertanggung jawab, tapi ilmu kita masih belum seberapa. Tahukah kau arti dari mimpi kita? Sebenarnya semua ini sudah menjadi takdir kita memiliki seorang guru yang telah menuliskan ilmu dan kisahnya di dalam gua ini. Dia adalah Pandaya.”
“Maksudmu kita harus mempelajari ilmu kitab dari Pandaya?”
“Tepat sekali,” Maruta berjalan menghampiri sepasang tombak yang berkilau keemasan. Lalu mencabut kedua tombak itu. “Kita pelajari ilmu sepasang tombak milik Pandaya dan Samaratih. Setelah kita berhasil menguasainya, barulah kita menumpas kejahatan.”
Demikianlah, mereka mempelajari ilmu sepasang tombak Kyai Mbobol Ambara dan Nyai Mbobol Ambara atau bisa disebut dengan namaTombak Pemecah Cakrawala. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Tiga tahun kemudian ilmu Maruta dan Sasadara kian sempurna.
Mereka melanjutkan perjalanan dengan membawa sepasang tombak Mbobol Ambara. Setiap ada kejahatan di daerah yang mereka lewati, mereka tidak tinggal diam. Hingga mereka dikenal dengan sebutan Sepasang Pendekar Rupawan. Nama ini menyebar sampai ke beberapa pelosok daerah. Pendekar golongon putih maupun golongan hitam digemparkan dengan kemunculan pendekar baru ini.

Selasa, 23 Agustus 2016